pertanyaan besar yang lagi mengganggu pikiran saya adalah apakah indeks prestasi yang tinggi itu menentukan bahwa seorang mahasiswa itu pintar????
jawabannya tentu tidak,,,
mengapa???
karena berdasarkan pengalaman dari penulis yang sekarang masi duduk di bangku perkuliahan,,mahasiswa yang memiliki ip yang cukup tinggi belum tentu aselinya emang ipnya segitu,,
biasanya dosen-dosen atau guru-guru pada umumnya percaya pada nilai yang tertera pada KHS (kartu hasil studi) atau rapor dari siswanya padahal belum tentu nilai yang indah dan menawan itu berasal dari hasil kerja kerasnya sendiri,,,
oke lah kerja keras sendiri,,,,ada yang bener2 kerja keras sendiri atau kerja keras dari tengok tetangga kanan kiri depan belakang,,,
pendidikan di Indonesia jaman sekarang atau lebih khususnya pendidik di Indonesia lebih percaya bahwa ujian yang diadakan setiap tengah semester dan akhir semester itu sudah sangat menunjukan kemampuan mahasiswa atau siswa yang dibimbingnya..
padahal sejujurnya hal itu sama sekali ngga menunjukan apa2...
kebanyakan mahasiswa menghalalkan segala cara untuk bisa mendapatkan,,paling tidak nilai batas minimal biar ngga ngulang,,,
salah satunya adalah mencontek,,,
kalo mahasiswa (termasuk penulis.red) lagi nyontek,,,,hmmm,,,,,keliatan deh seriusnya,,,lebih serius dibandingkan dengan kalo lagi ngerjain soal dengan usaha sendiri,,,
hal ini secara logis jelas merugikan teman2 yang sudah belajar mati2an buat mendapat nilai bagus,,,
yang paling gela (menyebalkan.red) adalah kalo nilai kita yang udah belajar mati2an lebih rendah dibandingkan sama yang nyontek....males banget ngga si????
dan yang dicontekin juga biasanya aja si,,,aneh aja,,,
tapi ya dasar manusia udah tau salah ya dilakuin aja
nyontek itu seperti halnya kejahatan
semakin ditekan dan diawasi mereka kaum2 pencontek (termasuk penulis.red) bakal menemukan cara2 mencontek yang lebih jitu biar ngga ketahuan pengawas atau guru atau dosen atau siapapun lah...
jadi pertanyaan selanjutnya siapa yang paling disalahkan dengan mencontek yang sudah membudaya dikalangan akademisi???
atau supaya tidak ada yang merasa sangat bersalah karena budaya ini pertanyaannya bisa kita ganti dengan cara apakah yang paling efektif untuk menekan usaha2 mencontek dan mendapatkan manusia2 Indonesia yang berkualitas bukan hanya dari nilai tapi juga dari segala aspek???
dilihat dari pengalaman orang2 yang biasanya nyontek bakal membentuk satu sifat tambahan dalam dirinya yaitu sifat bergantung pada orang lain,,,
padahal hal ini sangat ngga bagus bagi hidup kita pribadi
walaupun manusia itu makhluk sosial yang ngga bsa hidup tanpa orang lain tapi ada saat dimana orang itu butuh kekuatan sendiri untuk mencapai apa yang dia inginkan
contohnya ya gampang aja misalnya dalam mencari pekerjaan
kan ngga mungkin juga kita yang ndaftar kerja trus orang lain yang ikut tes
konyol tuh namanya,,
menurut pendapat saya yang saat ini terdaftar sebagai bagian dari keluarga civitas akademis,,,seharusnya yang diubah adalah pola pembelajaran dan pemberian nilai,,,
yang seharusnya ditekankan oleh para pendidik saat ini adalah apakah materi yang diberikan olehnya sudah dapat diterima dengan baik dan dapat diterapkan atau tidak,,
caranya jelas bukan dengan cara ujian tapi dengan cara lain sekreatifnya pendidik
karena UTS atau UAS tidak mencerminkan kepahaman dari mahasiswa
coba saja tes salah satu mahasiswa yang telah melewati ujian
tanya pada mereka tentang materi yang telah mereka terima selama 1 semester
pasti kebanykan dari mereka mengatakan "wah saya sudah lupa loh" atau malah yang lebih parah "eh,,emang iya saya pernah dapet mata kuliah itu???"
parah banget ngga si???
dunia pendidikan apa lagi perguruan tinggi sangatlah penting ditekankannya pemahaman bukannya pencapaian nilai yang maksimal
dengan mereka paham apa yang mereka pelajari mereka akan mengingat dan menerapkan ilmu2 yang sudah mereka dapat dari universitas,,,
cara yang baik menurut saya adalah pendekatan yang lebih intens antara pendidik dan anak didik dalam kegiatan belajar mengajar
sharing ilmu dan diskusi membuat anak didik dapat menyerap lebih banyak dari pada hanya mendengarkan pendidik bicara didepan kelas
pengambilan nilai juga jangan terlalu dititik beratkan pada nilai ujian tetapi juga nilai2 tugas atau quiz dengan metode tertentu yang mengurangi kemungkinan dalam mencontek
hal ini selain dapat menekan budaya mencontek juga dapat terlihat mahasiswa yang benar2 paham dan yang belum paham,,
dan untuk yang belum paham,,pendidik juga seharusnya memberikan perhatian yang extra supaya mereka bisa menjadi paham
budaya mencontek perlu di minimalsir supaya kita mendapatkan manusia Indonesia yang berkualitas dan berbudaya baik,,
hal ini kiranya menjadi sorotan kaum akademisi lain supaya pendidikan di Indonesia ini menjadi maju,,,
Hidup pendidikan Indonesia...!!!!
No comments:
Post a Comment